Kamis, 29 Oktober 2009

naskah dokumenter MUSEUM POS BANDUNG

Prolog (opening)

Bandung, kota dingin yang terletak di bagian barat pulau jawa ini memang menyimpan banyak nilai sejarah atau histories. Kota yang dikenal dengan julukan Parijs Van Java ini, memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia. Banyak sekali gedung dan tempat-tempat bersejarah yang patut kita lestarikan dan kita ketahui keberadaannya, seperti salah satunya gedung yang menjadi landmark kota Bandung yaitu gedung Sate. Namun tidak semua gedung bersejarah dan menyimpan banyak nilai-nilai penting itu mendapatkan perhatian dan dikenal oleh masyarakat, salah satunya yaitu gedung Moseum Pos Indonesia yang bertempat digedung PT Pos Indonesia Jln. Cilaki No 73 Bandung ini.

Narasi

Museum Pos Indonesia, tepat berada disebelah timur gedung Sate. Museum ini berdiri pada tahun 1931 dengan nama MUSEUM PTT yang merupakan singkatan dari Pos, Telpon, dan Telegrap. Pada era 1980-an museum ini direnovasi karena pemerintah menyadari arti pentingnya fungsi museum ini sebagai sarana pendidikan, informasi dan rekreasi untuk generasi muda.

Pada tanggal 27 September 1983 gedung ini berhasil direnovasi dan kemudian diresmikan oleh menteri pariwisata pos dan telekomunikasi, dan kemudian nama museum ini berganti menjadi museum pos dan giro. Peresmian tersebut telah mengubah orientasi pelayanan maupun pengembangan benda-benda koleksinya. Benda koleksi yang disajikan tidak lagi terbatas pada perangko, namun diperluas dengan menambah benda-benda pos lainnya serta visualisasi dan diorama kegiatan layanan pos yang mengandung nilai sejarah. Pada tahun 1995 Museum ini berganti nama untuk kedua kalinya menjadi Museum Pos Indonesia hingga sekarang.

Banyak sekali benda-benda pos yang mengandung nilai sejarah yang disajikan dimoseum ini. Mulai dari pernak-pernik pos yang berukuran kecil seperti golden letters, kartu pos, dan benda-benda pilateli lainnya baik dari dalam maupun luar negeri. Hingga benda-benda yang berukuran besar seperti Timabangan pos, Cap pos, bis surat, dan sepeda kuno yang dahulunya digunakan sebagai alat transportasi pengantar surat, juga terdapat patung Mas Soeharto yang merupakan tokoh pos indonesia, serta beberapa foto yang menggambarkan sejarah Pos Indonesia.

Di Museum ini juga terdapat patung reflika yang menggambarkan kegiatan pos Indonesia pada zaman dahulu. Disini juga dipajangkan seragam petugas pos zaman dahulu yang masih terlihat utuh dan terawat, ada pula piagam-piagam penghargaan yang diterima museum ini, foto para tokoh pos Indonesia, serta benda-benda penunjang kegiatan pos lainnya. Untuk keamanan dan kenyamanan, Museum ini dilengkapi dengan kamera CCTV disetiap sudut ruangannya, juga tersedia toilet umum bagi para pengunjung.

Pengunjung Museum ini berasal dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari mahasiswa, pelajar, serta masyarakat umum lainnya. Salah seorang pengunjung yang berasal dari salah satu Perguruan tinggi di Bandung, mengatakan bahwa banyak sekali ilmu pengetahuan yang dapat diserap dari museum ini. (cuplikan wawancara Gilang). Pengunjung Museum Pos Indonesia ini tidak hanya datang dari kota Bandung, namun juga dari luar kota Bandung. ( cuplikan wawancara ibu Wati ). Salah seorang petugas Museum Pos Indonesia ini, mengatakan bahwa beberapa benda-benda pos yang terdapat di Museum ini merupakan hasil dari pertukaran dari Negara-negara lain. Bagi pengunjung Museum ini tidak akan dipungut biaya masuk, karena biaya perawatan dan pendanaan operasional Museum bersumber dari PT Pos Indonesia. ( cuplikan wawancara pak Rahmat).

Keberadaan Museum Pos Indonesia ini sangat penting dan memberi banyak manfaat bagi para pengunjungnya. Selain dapat menambah wawasan dan mengenal sejarah, Museum ini juga bisa menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan bagi masyarakat. Museum ini merupakan aset Negara yang tak ternilai harganya, maka dari itu sebagai warga Negara Indonesia kita semua bertanggung jawab atas kelestarian semua benda bersejarah yang ada di Negeri ini. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.

Crew :

- Produser : All Crew

- Penanggung Jawab : Patria Hidayat. S.sos

- Team Riset : Arman Kusyuda, Shandar Wadhy,

Setiya Kusumawati

- Team Creative : All Crew

- Penulis Naskah : Shandar Wadhy, Setiya Kusumawati

- Cameraman : Shandar Wadhy, Arman Kusyuda

- Editing : Shandar Wadhy

- Narator : Arman Kusyuda

Tidak ada komentar: