Minggu, 23 November 2008

Resensi Buku Trilogi Dave Pelzer


Dave Pelzer mengalami masa gemilang di masa depannya. Ia bergabung dengan kesatuan khusus angkatan udara Amerika. Di usia 32 tahun, adalah pensiunan Angkatan Udara Amerika Serikat, yang pernah ambil bagian dalam operasi Just cause, Desert Shield, dan Desert Storm. Dave juga terpilih untuk melakukan tugas khusus pengisian bahan bakar di udara, lalu menangani pesawat SR-71 Blackbird dan F-117 Stealth Fighter. Saat ini beliau masih aktif di Angkatan Udara dalam aktivitas di Juvenile Hall dan dalam berbagai program lain seperti seputar “Remaja yang Terancam” di seluruh pelosok negara bagian California.

Sebagai pengakuan atas prestasi-prestasi istimewanya, Dave dianugerahi berbagai bentuk penghargaan, termasuk pujian secara pribadi dari dua mantan presiden. Tahun 1990 beliau menerima J.C Penney Golden Award. Pada tahun 1993 beliau juga mendapat penghargaan sebagai salah satu dari Ten Outstanding Young Americans. Beliau bergabung dalam sebuah kelompok alumni terkemuka yang antara lain beranggotakan John F. Kennedy, Richard Nixon dll. Pada November 1994 ia menjadi satu-satunya warga Amerika Serikat yang dianugrahi penghargaan sebagai salah satu dari Outstanding Young Persons of the World, di Kobe, Jepang, atas upayanya meningkatkan kewaspadaan akan perlakuan kasar terhadap anak-anak dan pencegahannya, juga atas kegigihannya yang tanpa kenal henti dalam menanamkan pentingnya bersikap tabah. Pada acara pemberian penghargaan tersebut Dave diminta untuk menyampaikan pesan dan kesan. Terlihat pada raut wajahnya rasa sedih bercampur bahagia dan terlihat ia tidak mampu menahan air matanya, lalu ia pun berkata; "Ibuku tercinta, kelahiran yang tidak kuminta ini ternyata menyusahkan ibu, oleh karena itu aku mohon maaf, dan terima kasih Pelzer persembahkan kepada ibu, karena ibu pulalah aku menjadi begini." Dave memperoleh penghargaan membawa api olimpiade, yang mencerminkan kegigihan semangat, dalam pawai 1996. Karena terinsipari oleh puisi karya Charlos William akhirnya Dave menuturkan pengalamannya kedalam trilogi bukunya.

Dave adalah penulis buku “A Child Called It” terbit tahun 2001, buku pertama, kedua “The Lost Boy” terbit pada tahun 2001 dan buku yang ketiganya “a Man Named Dave” terbit tahun 2002, berhasil menjadi bestseller Internasional. Belum lama ini, Dave menulis rangkuman kisah hidupnya dalam buku Help Yourself. Biografi Dave Pelzer menjadi terkenal lantaran termasuk kategori kisah penganiayaan anak terberat di California. Sebenarnya buku-buku yang dibuat oleh Dave merupakan Otobiografi dari dirinya sendiri. Beliau mengalami Child Abuse ( kekerasan terhadap anak ) yang dilakukan oleh ibunya kandungnya.


Buku pertama A Child Called it adalah sebuah kisah nyata sang penulis, Dave Pelzer, dalam mengarungi masa kecil yang kelam. Bahwa betapa sangat berartinya hidup ini, jika kita melaluinya dengan penuh pengorbanan. Betapa kuatnya seorang anak manusia dalam menjalani hidupnya yang penuh tekanan fisik dan mental.


The Lost Boy perjalanan panjang seorang anak mencari kehangatan cinta keluarga, adalah lanjutan kisah A Child Called “It”. Kisah nyata perjalanan hidup Dave sebagai remaja yang disajikan dalam buku ini.

Buku ketiga berjudul a Man Named Dave

Dave sendiri menanamkan pemikiran bahwa “Inilah diriku dengan izin Tuhan, aku masih bisa hidup”. Ditakdirkan bertahan hidup untuk menceritakan kisahnya yang memaparkan keberanian itu. Tapi, bahkan setelah diselamatkan, hidupnya terus dihantui oleh kenangan masa lalunya yang membuatnya jadi orang yang "terluka", kenangan akan dirinya sebagai "It" yang gemetaran dan dikurung di basement rumah ibunya sendiri.

Ciri khas buku-buku yang dibuat oleh Dave mengajak kita untuk merasakan kesendiriannya di antara kehangatan keluarga. Mereka tidak menghiraukan keberadaannya karena Dave dianggap "sesuatu" atau it’.
Kita dapat merasakan kemarahannya, merasakan kesakitannya saat ia dipukuli, serta merasakan sejuta harapan dan impian yang ia pendam.
Buku- buku ini juga terkadang menyeret kita untuk terjun merasakan isak tangis dan ratapan anak-anak yang tersiksa. Dengan masuk ke dalam alur itu, menjadi jelas bagi kita betapa menyakitkannya dunia gelap yang diderita anak-anak korban child abuse. Bahkan secara lebih detail, kita bisa merasakan tangisan anak-anak itu melalui mata, telinga, dan badan David Pelzer (nama samaran Dave dalam buku-bukunya) Dengan membaca buku ini kita juga bahkan bisa merasakan keteguhan hati David untuk keluar dari siksaan yang tak kunjung henti menuju kemenangan.

Moral cerita trilogi bukunya Kita bisa banyak belajar dari pengalaman Dave. Inilah pelajaran bahwa masa lalu tidak identik dengan masa depan. Masa lalu yang kelam tidak berarti masa depan kita juga kelam. Dave hanyalah salah satu contoh dari beberapa ribu orang yang mengalami hal yang sama.
Dave Plezer memberikan tiga catatan penting yaitu:
Pertama, lepaskan ransel emosi masa lalu yang memberatkan langkah maju kita.
Kedua, pahamilah apa yang menjadi dambaan dan mimpi dalam kehidupan kita. Kita perlu merumuskan tujuan dan harapan hidup kita masing-masing. Dengan ini, kehidupan kita menjadi begitu berharga untuk dijalani.
Ketiga, rayakan siapa dan apa adanya diri kita sekarang. Hidup dengan segala realitasnya ini harus berani diamini dan dirayakan. Carl Rogers mengatakan manusia yang dewasa mampu hidup sekarang dan di sini (hic et nunc). Ia mampu mengapresiasikan masa kini. Sementara, banyak orang membenci kenyataan dirinya. Tapi, yang dewasa akan belajar berdamai dan menerima apa pun yang terjadi.

Dengan kebesaran hati yang sungguh mengesankan, Dave Pelzer mengajak kita untuk mengikuti perjalanan hidupnya sampai ia mampu membuktikan betapa seorang anak yang hilang, yang tak memiliki nama, akhirnya menemukan dirinya sendiri di dalam hati dan jiwa seorang dewasa yang akhirnya mampu membebaskan diri.

1 komentar:

Khansa Maria mengatakan...

Bukunya kyanya seruuu,,,, pngen bca,,,hohoho...