Menulis itu Menyenangkan....!

Untuk membuat sebuah buku, sebenarnya tidak memerlukan keterampilan khusus maupun kursus, yang harus kita miliki ialah niat untuk menulis. Kenapa orang bisa, sedangkan kita tidak? Pertanyaan itu hampir 2 tahun lalu membelenggu hati saya. Dan disitu saya berpikir, jika saya mampu melakukannya, layaknya Andrea Hinata bahkan J.K Rowling sekalipun.

Karena didalam inner self setiap insan terdapat “sepasang sayap”, dan sepasang sayap itu bernama imajinasi (Hernowo; 2003). Untuk menggunakan imajinasi-imajinasi itu dalam menulis sebuah karya, diperlukan :
• Imajinasi baru bisa dijalankan jika ada bahan yang bisa kita tuliskan, karena bahan terbaik untuk menulis ternyata berasal dari pengalaman konkret kita, bahkan mimpi kita sekalipun dapat kita tuangkan dalam sebuah karya (buku).
• Membuat artikel dengan menghilangkan kata ganti orang pertama
Salah satu buku yang mengawali niat saya untuk menulis dan mempengaruhi hidup saya ialah buku-buku karya Dave Plezer, yang menulis buku itu berdasarkan pengalaman hidupnya. Ya, memang menulis terasa lebih menyenangkan, bila apa yang kita tulis itu berdasarkan pengalaman hidup kita. Dan kebanyakan orang juga menulis dari kegiatan rutin sehari-hari. Karena kalimat-kalimat yang kemudian keluar dari diri kita pun akan tertata dan kita bisa bercerita secara mengasyikan, sehingga menjadi sebuah buku.

Saya setuju akan statement dari Pak Hernowo, bahwa menulis itu tidak sekedar berhubungan dengan tinta dan kertas, tetapi menulis terkadang mampu memecahkan beberapa persoalan yang menekan diri seseorang. Kita dapat menulis secara lancar dan menggigit apabila saya menggunakan kata ganti orang pertama (saya) pada saat memulai menulis. Seakan-akan lewat kata ganti orang pertama tersebut, tiba-tiba ada air bah pengalaman saya yang bergelombang-gelombang ingin keluar dari dalam diri saya agar segera dituliskan (Hernowo; 2003)

Jadi menulislah apa yang kita ketahui, mau itu dari ide kita sendiri maupun ide dari orang lain yang akan kita tumpahkan pada secarik kertas, dengan begitu kita dapat mengingatnya, dan membuat tulisan itu lebih menyenangkan.

(Sumber Buku Andaikan Buku itu Sepotong Pizza karya Hernowo)